TEBOONLINE.ID - Amburadulnya proyek pemasangan jaringan atau Pipa PDAM Tirta Muaro dalam program sambungan murah baru bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kabupaten Tebo, dinilai akibat lemahnya pengawasan Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kabupaten Tebo.
Mestinya, Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Tebo yang nota bene adalah leading sektornya harus pro aktif dan benar - benar menjalankan dan menunjukkan fungsi pengawasan dan kontrolnya dalam proyek MBR PDAM Tirta Muaro yang nilianya kurang lebih Rp 3 Miliar.
Sehingga, dalam proyek tersebut tidak merugikan negara dan titik yang paling berat adalah apabila pengawasannya ketat maka hasil dan kualitas pekerjaan pemasangan jaringan MBR tersebut, dapat maksimal dan kecil kemungkinan jaringan PDAM tersebut terganggu oleh kondisi yang disebabkan oleh alam atau lainnya.
"Kalau pengawasan Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Tebo ketat terhadap pekerjaan pemasangan jaringan MBR ini, maka hasilnya tidak akan Amburadul seperti ini," sebut Usman pada Teboonline.id, Rabu (18/09/2019).
Usman pun mengatakan bahwa bidang Cipta Karya harus melakukan evaluasi dan monitoring terhadap proyek yang dikerjakan sendiri oleh pihak PDAM Tirta Muaro tersebut.
Pasalnya, untuk pekerjaan pemasangan Pipa yang dinilai Amburadul dan pemasangan jaringan ke rumah, secara keseluruhan hampir selesai. Hingga berita ini diturunkan, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Tebo Sardi belum berhasil dikonfirmasi Teboonline.id.
Sebelumnya diberitakan bahwa tahun 2019 ini, Kabupaten Tebo mendapatkan alokasi bantuan pusat program sambungan baru murah air bersih dengan sasaran Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang nilainya kurang lebih Rp 3 Miliar.
Proyek MBR ini, tersebar di Kecamatan Rimbo Bujang, Rimbo Ulu, Rimbo Ilir, Cermian Alam, Pulau Temiang, Koto Jayo dan Muara Tabir.
Saat ini, proyek MBR Miliaran yang dikerjakan sendiri oleh pihak PDAM Tirta Muaro, sedang dalam tahap pekerjaan seperti penggalian lubang untuk jaringan Pipa MBR dan pemasangan jaringan dari rumah ke rumah.
Namun, pekerjaan proyek MBR PDAM Tirta Muaro ini sangat disayangkan oleh masyarakat. Pasalnya, pekerjaannya terkesan Amburadul dan tidak memperhatikan aspek keamanan Pipa. Seperti pembuatan galian lubang jaringan atau Pipa PDAM yang tidak memenuhi standar.
Pantauan Teboonline.id dilapangan menyebutkan, pembuatan galian Pipa kedalamannya hanya sekitar 20 cm atau dangkal dan pada saat pemasangan Pipa, pada bagian dasar lubang galian atau tepatnya dibawah Pipa, tidak menggunakan pasir untuk bantalan Pipa.
Mestinya, dengan ukuran Pipa MBR 2 atau 3 Inchi yang dipasang tersebut, ideal kedalamannya adalah sekitar 60 sampai 70 cm dan sebelum pemasangan Pipa, lubang galian tersebut terlebih dahulu diberi Pasir untuk bantalan Pipa sehingga keamanan jaringan Pipa tersebut dapat terjaga.
"Yang kerja buat galian Pipa PDAM ini basing - basing aja, kurang dalam lubangnya. Karena kurang dalam, kalau diatas jaringannya yang melintas didepan rumah warga nanti dilewati Mobil, Pipanya bisa pecah, kan mubazir jadinya," sebut Usman, salah satu warga Rimbo Bujang pada Teboonline.id, Kamis (12/09/2019) yang melihat langsung pekerjaan pembuatan galian Pipa MBR.
Sementara itu, Kepala PDAM Unit Perintis Kecamatan Rimbo Bujang, Andi saat dihubungi via HP untuk konfirmasi, Ponselnya tidak aktif. (crew)