3 bulan sudah waktu yang mereka lewatkan untuk berdiam diri di rumah guna memutus mata rantai penularannya sesuai dengan instruksi Pemerintah dan pihak Kepolisian.
Betapa tidak, paska larangan mengadakan hiburan dan mengumpulkan orang banyak oleh pihak Kepolisian dan Pemerintah pusat guna memutus mata rantai Coronavirus Disease, sontak saja, para insan seni dan musiso Rimbo ini secara otomatis harus menghentikan profesinya.
Para Vocal Job (Penyanyi,red), Player (Pemain Organ Tunggal,red), Master Of Ceremony (MC) dan para musisi tidak lagi mendapatkan Job dari para warga yang menggelar hajatan warga atau mengisi acara - acara di lingkup Pemerintahan. Padahal, kesehariannya profesi tersebut sebagai ladang mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi sehari - hari.
Marsudi misalnya, sebelum ada Pandemi, ia berprofesi sebagai MC dan kini ia harus menelan pil pahit paska ada larangan untuk menggelar hajatan.
Kini ia menganggur kehilangan mata pencaharian sambil menunggu ketidakpastian sampai kapan waktu Corona berakhir.
Dirinya dan rekan - rekannya benar - benar kehilangan mata pencaharian karena profesinya selama Covid-19 ini berhenti total karena mengikuti anjuran Pemerintah, imbasnya pun jadi pengangguran.
Tidak hanya Marsudi, musisinya lainnya pun turut merasakan yang sama. Ada yang beralih jadi Sopir Travel, jadi agen biro jasa penjualan, bahkan ada yang rela menjadi pencari rumput ternak.
Sementara, Para Vocal Job atau penyanyi juga sangat merasakan dampak Covid-19 ini. Mereka terpaksa istirahat total dari atas panggung meskipun kerinduan untuk kembali naik keatas panggung selalu dinantikannya.
Para insan seni dan musisi Rimbo yang saat ini sudah kehilangan mata pencaharian karena terdampak, berharap ingin sekali mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tebo sama dengan warga lainnya yang sudah mendapatkan bantuan - bantuan dari pemerintah.(crew)